MATERI  PEDAGOGIG
1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru:
a. Kompetensi Kepribadian:
a.1. Mantap dan stabil
a.2. Dewasa
a.3. Arif
a.4. Berwibawa
a.5. Teladan
b. Kompetensi Pedagogik
b.1.Memahani peserta didik
b.2. Merancang pembelajaran
b.3. Melaksanakan pembelajaran
b.4. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran
b.5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Kompetensi profesional
c.1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
c.2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan
       memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi sosial
d.1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
d.2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
        kependidikan
d.3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
          masyarakat sekitar.
2. Pengertian pembelajaran dan komponennya
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Komponen-komponennya meliputi:
- Siswa
- Guru
- Tujuan
- Isi pelajaran
- Metode
- Media
- Evaluasi

3. Teori- Teori Pembelajaran
a. Behavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau masalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
c. Humanistik
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement), motivasi (motivation). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interaktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.
4. Ciri-ciri pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
a. Motivasi belajar
b. Bahan belajar
c. Alat bantu belajar
d. Suasana belajar:
d.1. komunikasi dua arah
d.2. gairah dan gembira
e. Kondisi siswa yang belajar:
e.1. setiap siswa unik
e.2. kesamaan siswa
5. Pendekatan dan  metode dalam pembelajaran
A.       PENDEKATAN
1.      Pendekatan Konsep (penguasaan konsep dan subkonsep, guru terlalu dominan)
2.      Pendekatan Lingkungan(mengaitkan lingkungan dalam proses belajar
3.      Pendekatan Inkuiri (mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia
         fisik)
4.      Pendekatan Proses (melakukan pengamatan, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil
         pengamatan)
5.    Pendekatan Interaktif (pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk
       mengajukan pertanyaan)
6.    Pendekatan Pemecahan Masalah (masalah yang dipecahkan melalui praktikum/pengamatan)
7.    Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
8.    Pendekatan Terpadu (Integrated Approach) – memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu
        kegiatan pembelajaran.

B. METODE
 1.      Metode Ceramah (penyampaian bahan pelajaran secara lisan)
2.      Metode Tanya Jawab (pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah direncanakan
         sebelumnya)
3.      Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
4.      Metode Kooperatif (siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5
         (orang)
5.      Metode Demonstrasi (memeragakan suatu proses kejadian)
6.      Metode Karyawisata/Widyawisata (membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar
        kelas)
7.      Metode Penugasan (memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar)
8.      Metode Eksperimen (menggunakan percobaan)
9.      Metode Bermain Peran (pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu
        situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep)

1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru:
a. Kompetensi Kepribadian:
a.1. Mantap dan stabil
a.2. Dewasa
a.3. Arif
a.4. Berwibawa
a.5. Teladan

b. Kompetensi Pedagogik
b.1.Memahani peserta didik
b.2. Merancang pembelajaran
b.3. Melaksanakan pembelajaran
b.4. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran
b.5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Kompetensi professional

c.1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
c.2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan
      memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi sosial
d.1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
d.2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
       kependidikan
d.3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
        masyarakat sekitar.
2. Pengertian pembelajaran dan komponennya
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Komponen-komponennya meliputi:
- Siswa
- Guru
- Tujuan
- Isi pelajaran
- Metode
- Media
- Evaluasi

3. Teori- Teori Pembelajaran
a. Behavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau masalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
c. Humanistik
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement), motivasi (motivation). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interaktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.
4. Ciri-ciri pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
a. Motivasi belajar
b. Bahan belajar
c. Alat bantu belajar
d. Suasana belajar:
d.1. komunikasi dua arah
d.2. gairah dan gembira
e. Kondisi siswa yang belajar:
e.1. setiap siswa unik
e.2. kesamaan siswa
5. Pendekatan dan  metode dalam pembelajaran
A.       PENDEKATAN
1.      Pendekatan Konsep (penguasaan konsep dan subkonsep, guru terlalu dominan)
2.      Pendekatan Lingkungan(mengaitkan lingkungan dalam proses belajar
3.      Pendekatan Inkuiri (mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia
        fisik)
4.      Pendekatan Proses (melakukan pengamatan, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil
         pengamatan)
5.    Pendekatan Interaktif (pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk
       mengajukan pertanyaan)
6.    Pendekatan Pemecahan Masalah (masalah yang dipecahkan melalui praktikum/pengamatan)
7.    Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
8.    Pendekatan Terpadu (Integrated Approach) – memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu
       kegiatan pembelajaran.
B. METODE
1.      Metode Ceramah (penyampaian bahan pelajaran secara lisan)
2.      Metode Tanya Jawab (pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah direncanakan
         sebelumnya)
3.      Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
4.      Metode Kooperatif (siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5
        (orang)
5.      Metode Demonstrasi (memeragakan suatu proses kejadian)
6.      Metode Karyawisata/Widyawisata (membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar
         kelas)
7.      Metode Penugasan (memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar)
8.      Metode Eksperimen (menggunakan percobaan)
9.      Metode Bermain Peran (pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu
         situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep)

C. Prinsip pengembangan kurikulum
Asep Herry Hernawan dkk. (dalam Sudrajat, 2007) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a.      Prinsip relevansi – kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sebaliknya, secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis)
b. Prinsip fleksibilitas – mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
c.      Prinsip kontinyuitas – adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar- jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
d.    Prinsip efisiensi – mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
e.       Prinsip efektivitas yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
          lingkungannya.
2.      Beragam dan terpadu
3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
6.      Belajar sepanjang hayat
7.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

7. Evaluasi Pengalaman Belajar
a.  Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh seberapa jauh pengalaman belajar berkembang dan terorganisasi yang benar-benar menghasilkan hasil yang diinginkan,
b. Evaluasi merupakan proses yang sistematis artinya dalam pengajaran kegiatan ini tentu direncanakan, berkesinambungan dari awal hingga akhir pelaksanaan program.
c. Dalam evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
d. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan demikian evaluasi dapat berfungsi:
1) Mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa.
2) Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3) Sumber informasi atau data bagi pelayanan BK kepada siswa.
4) Untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
8. Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
    observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
    karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di
    luar kegiatan pembelajaran.
d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
    dan/atau proyek.
e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a)
    substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi
    persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah
    menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
    perkembangan peserta didik.
f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
   sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
   bukti validitas empirik.
g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
    substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor
    yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun
9. Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes yang dapat  dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:
(1)   Validitas: validitas atau daya ketepatan mengukur, sebuah tes disebut valid apabila tes itu
dapat mengukur apa yang hendak di ukur
(2)   Reliabilitas: jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes
dikatakan raliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.
       (3) Obyektivitas: apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan : menurut apa adanya
       (4) Praktikabilitas:  mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dilengkapi dengan  
             petunjuk yang jelas.
       (5) Ekonomis: tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
            waktu yang lama.

10. Langkah-langkah pengembangan teori pembelajaran
1)    Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi.
2)    Analisis sumber belajar.
3)    Analisis karakteristik si belajar (siswa).
4)    Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran.
5)    Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
6)    Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran.
7)    Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran.
8)    Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
11. Karakteristik peserta didik
Sumber informasi yang dapat digunakan dalam rangka asesmen perilaku keterampilan awal siswa, antara lain:
- dokumen yang tersedia
- khususnya hasil belajar yang diperoleh sebelumnya
- siswa itu sendiri
- orang-orang yang mengetahui kemampuan siswa tesebut.
Teknik yang dapat digunakan dalam mengasesmen kemampuan awal tersebut, antara lain:
- dokumentasi,
- kuesioner,
- observasi,
- wawancara,
- melakukan tes diagostik secara khusus.
Di samping mengidentifikasi perilaku keterampilan awal siswa, guru juga perlu mengenali karakteristik siswa lainnya yang berhubungan dengan perilaku belajar mereka. Beberapa di antara karakterstik ini, misalnya:
- motivasi belajar,
- kemampuan dan tingkat kecerdasan,
- minat,
- kebiasaan belajar,
- harapan dan aspirasi siswa,
- maupun daya dukung lingkungan masing-masing siswa.
Informasi-informasi seperti ini dapat menjadi acuan dalam menetapkan jenis perilaku sebagai target belajar, cakupan kegiatan belajar, maupun bentuk-bentuk pengalaman belajar yang dapat diberikan kepada siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif Multimedia Siswa Kelas X SMAN1 Pangandaran


ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooSTRUKTUR PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

A. PENDAHULUAN

Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah.
Sedangkan istilah tulisan ( karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Itulah sebabnya kita mengenal istilah penulis. Dalam hal ini harus dibedakan antara penulis dengan pengarang. Penulis di samping mengungkapkan ide yang terkandung di dalam dirinya, dapat juga ide tersebut didukung oleh gagasan dan pernyataan orang lain, bahkan kadang-kadang penulis hanya mengkombinasikan pendapat dari banyak orang, serta didukung oleh informasi yang diolah dalam bentuk baru dan utuh.
Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang disajikan. Keobyektifan dan kedalaman, dua hal yang senantiasa diusahakan agar tulisan dapat dirasakan ilmiah. Sedangkan pengarang semata-mata mengungkapkan pernyataan dan pendapat berdasar ide yang mencuat dari dalam dirinya, tanpa didukung oleh data dan informasi yang jelas.
Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik ke dasar masalah. Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu (teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali dikemukakan.
Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari penulisannya, karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam bentuk tulisan. Bahasa dalam karya ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan pembaca tidak menafsirkan arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah mengandung makna denotataif.

B. JENIS PENELITIAN/PENULISAN ILMIAH
Hasil dari suatu penelitian dapat ditulis dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah seperti karya tulis, paper, report, skripsi atau tesis, desertasi, dan sebagainya.
Karya tulis ialah karya ilmiah yang disusun siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) untuk melengkapi syarat-syarat mengikuti Evaluasi Belajar Tahap akhir (EBTA). Karyatulis harus bersifat pemecahan persoalan dari suatu tema, sehingga kesimpulan-kesimpulan karyatulis memberi sumbangan yang nyata bagi perkembangan hasil pengolahan mengenai suatu hal dengan mempergunakanmetode-metode ilmiah. Karyatulis harus bertemakan persoalan dalam lingkungan jurusan siswa yang bersangkutan.
Paper ialah hasil penelitian ilmiah yang ditulis oleh seseorang sebagai bahan pertanggungjawaban yang dibebankan kepadanya. Kadang-kadang seorang mahasiswa menyusun paper untuk dipertanggungjawabkan kepada dosennya kalau ia ingin lulus dari sesuatu mata kuliah tertentu. Begitu pula kadang-kadang seorang pejabat atau seorang ahli diminta membuat paper untuk bahan seminar atau simposium, kalau ia ditunjuk sebagai pemasaran atau pembahas utama.
Report atau laporan, juga merupakan karya tulis dari hasil suatu tugas atau penelitian, yang harus diserahkan pada suatu instansi. Berbeda dengan paper biasanya report kalau sudah diserahkan tidak lagi dipertanggungjawabkan. Khusus bagi lingkungan perguruan tinggi report ini biasanya diminta dari hasil kerja mahasiswa sesuai dengan profesi atau spesialisasinya masing-masing.
Skripsi dan tesis sebenarnya sama, hanya istilahnya saja yang berbeda. Tetapi ada beberapa pihak yang sengaja membedakan antara skripsi dengan tesis, dengan alasan isi dan mutu tesis harus lebih baik daripada skripsi. Oleh sebab itu skripsi dianggap sebagai tulisan ilmiah yang merupakan bagian dari syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana muda, dari suatu perguruan tinggi.
Sedangkan tesis dianggap sebagai tulisan ilmiah yang merupakan bagian dari syarat-syarat ujian untuk mencapai gelar sarjana lengkap, dari suatu perguruan tinggi buah skripsi hendaknya mahasiswa bahwa melaksanakan penelitian empiris, dan untuk menyusun tesis hendaknya mahasiswa mengadakan penelitian yang bersifat studi eksperimental. Analisa statistik akhir-akhir ini juga sering digunakan baik pada skripsi maupun pada tesis.
Desertasi yaitu suatu tulisan ilmiah yang biasaya dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh gelar doktor dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Desertasi ini biasanya dipertahankan oleh penyusun promovendus di depan para guru besar dari suatu lingkungan perguruan tinggi. Dalam hubungan ini biasanya promenvendus biasanya didampingi oleh suatu konsultan yang biasanya disebut promotor dan seorang pembantu konsultan yang disebut co-promotor.

C. MEMILIH TEMA
Pertama-tama yang perlu dipersiapkan sebelum menulis yaitu menentukan tema. Pokok persoalan yang akan ditulis harus jelas agar nantinya di dalam mengerjakannya tidak salah tafsir dan salah dalam mengumpulkan data serta arah tulisan tersebut. Mengenai tema tulisan, memang kadang- kadang kita harus menentukan sendiri tetapi juga tidak jarang yang mendapat pesanan dari pembimbing, lengkap dengan topiknya.
Menurut arti katanya tema berarti subyek atau pokok pembicaraan. Tema adalah suatu pemberitaan yang khusus, sebuah pengalaman, proses, atau sebuah ideo di dalam karya ilmiah (termasuk karya tulis) tema selalu menjadi judul karya tersebut.
Mengenai tema atau pokok persoalan mana yang akan ditulis, sebenarnya sumber-sumber ada di sekitar kita menyediakan bahan yang tidak akan habis untuk kita tulis. Segala sesuatu yang menarik perhatian kita, pengalaman dimasa lampau atau masa kini dapat dijadikan tema tulisan. Beberapa jenis tema yang biasa dipakai dalam penulisan ialah autobiografi, atau tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif-neratif lainnya.
Apabila kita memilih tema ekspositoris (yang bersifat informatif) maka tema tersebut akan diuraikan dalam suatu proses, misalnya bagaimana memimpin perusahaan, bagaimana beternak kelinci, bagaimana menanam jamur, dan sebagainya.
Bagi suatu tulisan ilmiah topik haruslah dibatasi, baik ruang lingkup (scope) maupun istilah yang dipakainya semakin sempit ruang lingkup permasalahannya, menjadi semakin menguntungkan karena akan semakin mudah didalam mempertanggung jawabkannya. Di dalam memilih tema hendaknya kita memperhatikan beberapa pedoman seperti dibawah ini
            1. Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi kita masing-masing.
            2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual supaya selalu menarik.
            3. Sesuatu tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan masalah yang
                terbatas, makin sempit ruang lingkup makin baik.
            4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan dapat dikuasai.
            5. Tiap-tiap istilah yang di anggap penting dalam judul tulisan (yang merupakan
                cerminan tema) haruslah diberi batasan arti supaya tidak timbul penafsiran yang
                salah dari pihak lain.
Di pihak lain, tema yang baik haruslah mempunyai ciri-ciri positif sebagai berikut :
1. Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang esensial bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya, melalui subordinasinya, maupun kalimat-kalimatnya. Struktur kalimat harus matang dan bervariasi, karena dengan demikian tampak bahwa penulisannya telah memikirkan sematang- matangnya sampai kepada kalimat-kalimatnya.
2. Kesatuan dan Keharmonisan
Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya dalam mengemukakan ide tunggal, sehingga karena ia bertolak dari ide tunggal maka pembaca-pembaca justru dapat menyimpulkan karangan itu dalam sebuah kalimat tunggal.
3. Keaslian
Tema yang baik harus mengandung keaslian. Keaslian mungkin terletak pada topiknya, segi pandangannya, tetapi dapat juga terdapat dalam pendekatannya dalam rangkaian kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.

D. MERENCANAKAN PENELITIAN/PENULISAN ILMIAH
Seorang Insiyur teknik sipil yang akan membangun jembatan atau gedung, ia akan membutuhkan sebuah perencanaan yang serius. Demikian Juga seorang penulis sebelum ia melakukan tugasnya hendaklah merencanakan segala sesuatu berkenaan karyanya. Agar pembicaraan menjadi teratur diperlukan suatu susunan atau yang lebih dikenal dengan sistematika. Untuk itu, sebelum mulai menulis baiklah dibuat lebih dahulu garis besar karangan. Garis besar karangan, yang didalam bahasa lnggris disebut ‘Outline” yang dianggap sebagai rencana kerja sebelum penulis mulai melangkah. dapat menolong penulis menyusun pikirannya.
Seorang penulis profesional memang tidak membutuhkan lagi garis besar, mereka terus menghadapi mesin ketik dan yang hendak ditulisnya seakan meluncur begitu saja, tanpa tersendat-sendat. Akan tetapi jumlah mereka tidaklah banyak. Pada umumnya kita membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk melahirkan sebuah karya. Dalam hal ini garis besar sangat menolong sekali, teristimewa lagi bagi penulis pemula. Garis besar, yang boleh dikatakan bagian umum suatu rencana, kelak setelah karya tersebut selesai sejajar dengan isi atau malah menjadi “daftar isi” karangan tersebut.

E. STRUKTUR PENELITIAN/PENULISAN ILMIAH
Tujuan pembuatan Penulisan Ilmiah adalah melatih seseorang untuk dapat menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara ilmiah dan dapat menuangkannya secara ilmiah dan menuangkannya secara teoritis, jelas dan sistematis.
Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.  Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2.  Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.  Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
Secara garis besar, susunan/struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1.  Bagian Awal
2.  Pendahuluan
3.  Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.             
4.  Hasil Penelitian dan Analisa                                    
5.  Kesimpulan (& Saran)                                
6.  Bagian akhir

1.  Bagian Awal
     Bagian Awal, terdiri atas :
-   Halaman Judul
     Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah standar Universitas Gunadarma.
-   Lembar Pengesahan
     Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.
-   Abstraksi
     Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.
-   Kata Pengantar
     Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan).
-   Daftar Tabel                               
-   Daftar Gambar                 Jika ada         
-   Daftar Lampiran                         
2.  Pendahuluan
     Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :
-   Latar Belakang Masalah 
     Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.
-   Masalah dan Pembatasan Masalah
     Memberikan batasan  yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
-   Tujuan Penulisan
     Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
-   Metode Penelitian
     Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data dan cara analisa data.
     Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a.  Studi Pustaka             : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b.  Studi Lapangan   : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c.  Gabungan                   : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
(Bila penulis melakukan Praktek Kerja, laporan ditulis menurut format penulisan
ilmiah).
-   Sistematika Penulisan
     Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.
3.  Landasan Teori (untuk yang melakukan penelitian)
     Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
4.  Gambaran Umum (untuk yang melakukan penelitian / kerja praktek)
     Menguraikan secara singkat profil tempat dilakukannya kerja praktek / penelitian. Dibuat bab sendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).


5.  Hasil Penelitian dan Analisa
     Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab.
-   Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)
     Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian.
-   Analisa dan Pembahasan (Pembahasan)
     Menjelaskan tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data lapangan yang diperoleh dan membahas masalah-masalah yang diajukan.
6.  Kesimpulan (dan Saran)
     Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
-   Kesimpulan
     Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
-   Saran
     Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
7.  Bagian Akhir
-   Daftar Pustaka
     Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
-   Daftar Simbol
     Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan keterangannya.
-         Lampiran
     Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

F. TEKNIK PENULISAN
1.  Penomoran Bab serta subbab
-   Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
-   Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
     II ………………… (Judul Bab)
     2.1 ………………..(Judul Subbab)
     2.2 ………………..(Judul Subbab)
     2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
-   Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
-   Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.
2.  Penomoran Halaman
-   Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
-   Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
-   Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3.  Judul dan Nomor Gambar/Grafik/Tabel
-   Judul gambar/grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
-   Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.
4.  Penulisan Daftar Pustaka
-   Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
-   Ditulis menurut kutipan-kutipan
-   Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
-   Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
     Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
-   Gelar tidak perlu disebutkan.
-   Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
-   Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
-   Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
     Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.

Contoh :
Buku :
[1].Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts, 1995.
Anonim :
[1].Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, cetakan pertama, PT. Gunung Agung, Jakarta 1983.
     Majalah / Jurnal :
[1].Cattell R.G.G. and Skeen.J. “Object Operation Benchmark”. ACM Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1 – 31.
(Jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di antara volume dan halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring).
Lebih dari tiga penulis :
[1]          Stoica, I, et all., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for Real-Time, Time-Shared Systems”, In Proceedings Real-Time Systems Symposium, IEEE Comp. Press, Desember, 1996, hlm. 288 – 299.
5.  Pengutipan
     Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :
     ………………..(kutipan)………………… [3].à berarti kutipan diambil dari buku ke tiga dari daftar pustaka.
-   Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
-   Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada bagian kiri.
6.  Format Pengetikan
-   Menggunakan kertas ukuran A4.
-   Margin    Atas     : 4 cm               Bawah  : 3 cm
                   Kiri      : 4 cm               Kanan : 3 cm
-   Jarak spasi : 1,5
-   Jenis huruf (Font) : Times New Roman.              



rof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Agaknya, sangat mengejutkan apa yang ...
Metode Penelitian Teknologi Pendidikan - Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Metode penelitian dibedakan sesuai ...

Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa


Posted 12 Mar 2012 07:20 PM by admin in Pengembangan Bahan Ajar



Barang baguss, ready stock, NEW Fresh, Harga Terjangkau ..

http://www.serubelanja.com/images/banner_4.jpg

Recent Post

Pengertian Prestasi Belajar - Menurut Afirin (1991:3) bahwa “ Prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan ...
Pengertian Belajar 2 - Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya ...
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap ...
Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa - Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa ...
Sumber Bahan Ajar - Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat ...
Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar - Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria ...
Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar - Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar ...
Pemilihan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi - Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ...
Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses Belajar-Mengajar - Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya dipergunakan ...
Kecerdasan Emosional - Goleman menyebutkan adanya lima wilayah kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan ...
Delapan Kecerdasan Ganda - Teori ‟Kecerdasan Ganda‟ ( ‟Multiple Intelligences‟) atau ada yang menyebutnya ...
Kompetisi dalam Pembelajaran - Drs. Soeprajitno, M.Pd Hidup pada dasarnya kompetisi. Untuk bisa diterima ...
Kecenderungan Penelitian Teknologi Pembelajaran - Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Agaknya, sangat mengejutkan apa yang ...
Metode Penelitian Teknologi Pendidikan - Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Metode penelitian dibedakan sesuai ...
Isu-Isu Terkini Dalam Pengembangan Penelitian Teknologi Pembelajaran - Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Abstrak: ...

Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa:

1.     Menghapal ada dua yaitu : (verbal / menghapal persis apa adanya & paraphrase menghapal tidak harus persis apa adanya tapi bisa menggunakan kalimat sendiri)

2.       Menggunakan/mengaplikasikan /use)
3.       Menemukan (finding), menemukan cara pemecahan masalah baru dg menggunakan fakta, konsep ,prinsif dan prosedur yang telah dipelajari menut gagne menemukan merupakan cara belajar tingkat tinggi
4.       Memilih, menyangkut asfek afektif atau sikap , memilih untuk berbuat atau tidak berbuat, mentaati atau tidak mentaati

Wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww

Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar, criteria pokok pemilihan materi ajar adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar, kata lain pemilihan materi ajar harus merujuk pada standar kompetensi. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan materi ajar adalah sbb:

1.       Mengindentifikasi asfek yang ada dlm SK & KD
2.       IndentifIkasi  jenis-jenis materi pembelajaran , ini dpt dibedakan menjadi materi cognitive,afektif & psikomotor.
Materi cognitive terdiri dari :
a.       fakta, yaitu  Nama-nama obkek, tempat, nama orang, lambing dsb
b.      konsep, yaitu pengertian, devinisi, hakekat, inti isi
c.        prinsip , yaitu : berupa dalis, rumus, postulat adagium,paradigm,teorima
d.      dan prosedur ,yaitu langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urutan, conth cara menelpon, cara membuat telor asin dan sebagainya (Reigeluth )
Materi pembelajaran Afektif terdiri dari , pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi dan penilaian
Materi pembelajaran psikomotor, meliputi gerakan awal, semi rutin & rutin.

Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Aripin : prestasi adalah kemampuan ,keterampilan dan sikap seseorang dlm menyelesaikan suatu tugas.
Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai umpat balik bagi pendidik dlm mengajar,keperluan diagnosis,bimbingan penyuluhan dan penempatan, menentukan isi kurikulum dan kebijakan sekolah.
Menurut TU’U , Prestasi belajar hasil belajaryg dicapai  siswa saat mengikuti, dan mengerjakan tugas dan kegiatan belajar disekolah  
Prestasi belajar yang utama dinilai yaitu asfek kognitifnya, yang mengangkut kemampuan dlm pengetahuan atau ingatan ,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
Prestasi belajar, dibuktikan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari evaluasi tugas guru dan hasil ulangan-ulangan
Prestasi belajar disimpulkan sebagai hasil pengetahuan dan keterampilan yang diukur dg tes.

Faktor-faktor yang memmpengaruhi prestasi belajar : (Djamarah )
1.       factor intern,(dari dlm diri individu yang sdng belAJAR), jasmani ( kesehatan &cacat tubuh),psikologi  intelegensi dan perhatian(bakat,minat,kematangan,motiv dan kelelahan)
2.       factor ektern ( dari luar individu yang sedang belajar) meliputi: factor keluarga ( cara mendidik ortu, relasi antar keluarga, suasana rumah ,keadaan ekonomi, keperluan keluarga), factor sekolah ( metode, kurikulum, relasi guru-siswa, siswa dg siswa, disiplin sekolah dan alat belajar), factor masyarakat ( kegiatan siswa dlm masyarakat, media masa, teman bergaul,
Tujuan PBM secara ideal adalah agar bahan pelajaran dpt dikuasai oleh siswa salah satu caranya yaiutu menggunakan prinsip belajar tuntas(master learning)

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Menurut Rosenberg ada 5 pergeseran dlm proses pembelajaran dg adanya TIK, yaitu:
1.       dari pelatihan ke penampilan
2.       dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja
3.       dari kertas ke online atau saluran
4.       fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
5.       dari waktu siklus ke waktu nyata
fasilitas cyber speech atau ruang maya dg menggunakan computer atau internet
cyber teching atau pengajaran maya yaitu pembelajaran menggunakan internet
sekarang berkembang menjadi
  e-learning yaitu model pembelajaran menggunakan media teknomogi komunikasi &informasi khususnya internet.
Menurut Reinbur ada 3 kriteri  e-learniang yaitu :
1.       e-learniang jaringan untuk kemampuan memperbaharui, menyimpan,mendistribusi, dan membagi materi ajar atau informasi
2.       pengiriman sampai pengguna terakhir melalui computer dlam internet standar
3.       memfokuskan pada pandangan yang paling luas dlm pembelajaran di balik paradigm pembelajaran tradisional
e-learning dlm bentik TIK berkembang menjadi (CBT,CBI,CLE,ILS,LCC,WBT)


Ada 3 hal yang harus diwujudkan dlm penggunaan TIK, yaitu :
a.       siswa dan guru harus punya akses teknologi digital dan internet dlm kelas, sekolah, lembaga pendidiian guru.
b.      Harus tersedia materi yang berkualitas ,bermakna dan dukungan kultur untuk siswa dan guru.
c.       Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dlm menggunakanalat dan sumber digital untuk membantu sisw untuk mencapai standar akademik
Proses pembelajaran setelah adanya TIK, yaitu :
1.       Proses alami
2.       Proses sosial
3.       Proses aktif dan pasif
4.       Proses linier dan tidak linier
5.       Proses integrative dan contectual
6.       Aktivitas berbasis pada model kekuatan ,kecakapan,minat,dan kultur siswa
7.       Aktivitas yang dinilai dg pemenuhan tugas, perolehan hasil, pemecahan masalah nyata baik individu maupun kelompok

Dg adanya TIK peran gurupun berubah :
1.       Dari sebagai penyimpan pengetahun, sumber informasi,akhli materi, sumber segala jawaban, menjadi sumber fasilitator, dan pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, mitra belajar.
2.       Dari pengendalian dan pengarahan semua asfek pembelajaran , menjadi lebih banyak memberikan, lebih banyak alternative dan tanggungjawab kepada siswa dlm proses pembelajaran.

Peras siswa setelah ada TIK, yaitu:
a.       Dari penerima infoemasi yang fasip menjadi partisipan aktif dlm PBM
b.      Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dari berbagai pengetahuan
c.       Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual(soliter) , menjadi pembelajaran kolaboratif dg siswa lainnya

0 comments:

Post a Comment